Thursday, May 23, 2013

FANCREATIVE: Kalau Tuhan Ijinkan..

By: @Flow_Lea

Aku tak tahu kapan tepatnya aku mengenal  dia, murid baru yang masuk di kelasku .Yang ku ingat waktu itu aku masih duduk di kelas 2 SMU. Aku dengar dia dapat beasiswa sehingga bisa masuk SMU 34. Salah satu SMU favorit di Jakarta.
Sejak cewek itu masuk, semuanya berubah. Dia saingan terberatku di kelas. Sebelum ada dia. Nilaiku selalu lebih unggul dibandingkan teman-teman di kelasku.Walaupun aku bukan cowok populer, temanku tidak banyak karena aku pemalu, jarang belajar dan sering tertidur di kelas, tapi nilaiku tak pernah kurang dari 8. Aku jago pelajaran ekonomi. Setiap ada lomba bidang studi ekonomi pasti aku yang selalu diminta untuk mewakili kelasku.
Namanya Tiana....Setiana Dewi
Dia sangat pintar...Di semua pelajaran dia selalu unggul .Tapi aku kurang menyukainya .Dia tidak jelek kok..cantik malah. ramah, rambutnya panjang  selalu diikat rapi , walaupun aku lebih suka kalau rambutnya di urai.Tambah cantik. Tapi sejak ada Tiana , dia jadi favorit semua guru, favorit semua teman kelasku yang butuh contekan PR  atau tempat bertanya kalau ada pelajaran yang tidak mengerti.  Dulu, aku yang di posisi itu, namun sekarang...apakah aku iri? Ya memang aku iri pada gadis itu.
“Afgan.”   Gadis berambut panjang itu  memanggil dan menepuk punggungku dan tanpa kupersilahkan dia sudah duduk disebelahku. Membuyarkan kosentrasi ku yang sedang mendengar lagu favoritku.
“Lagi dengar lagu apa?”Tanya Tiana.
“Ya?” aku membuka earphone tanpa menoleh padanya.“Oh..lagu coldplay. Ada apa?”
“Pak Anwar kasih tugas kelompok projek akhir , Kamu mau kan masuk kelompokku?” Tanya Tiana
“Hmmmm...maaf aku sudah masuk grup nya Fajar.Sorry ya.” Jawabku datar.  Hati ku jadi tak enak.Kenapa aku harus berbohong? Padahal aku belum masuk grup manapun.
Terlihat mimik kecewa di wajah gadis itu. Namun dia tetap tersenyum. “Okey, ga papa kok. “


Namanya Afgan...Afgansyah Reza
Aku tidak tahu, kenapa dia kelihatan tidak begitu suka padaku. Padahal aku berusaha bersikap ramah padanya. Dia jarang bergaul , temannya tidak banyak, cuek, pendiam . Tapi dia pintar . Aku ingin berdiskusi dengannya tentang masalah ekonomi karena aku suka pelajaran ekonomi.Tapi dia selalu menghindar dan selalu acuh tak acuh padaku.
Ketika  hendak ke toilet pas jam istirahat, aku mendengar suara orang bersenandung. Suaranya begitu merdu ditelingaku.Suasana saat itu sepi karena murid-murid banyak yang sudah masuk kelas .Tapi aku penasaran. Aku mencari asal suara itu. Di ditaman sekolah aku melihat sosok pemuda duduk di bangku taman dengan earphone ditelinganya. Dia sedang bernyanyi  yang aku tak tahu apa judulnya dan siapa penyanyinya. Diam-diam aku memperhatikan . Aku tersenyum geli melihat tingkahnya yang bagaikan superstar  rock ,seolah-olah memegang gitar sedang bernyanyi di panggung.  Dia sangat kaget dan gelagapan ketika tahu ada yang memperhatikannya. Muka nya merah, semerah tomat.
“Udah bel tuh..” Kataku setengah berteriak sambil berusaha menahan senyum ku.
“Kamu ngapain disitu? Mata-matain aku ya?” Jawabnya ketus.
“Suara mu bagus gan, Kamu berbakat jadi penyanyi lho.”
“Jangan sok tahu ah,” Ujar Afgan dengan wajah masih memerah menahan malu ngeloyor pergi.
Tiana....
Sudah 3 hari dia tidak masuk . Ada apa ya? Apa dia sakit? Kangen ih,...tapi..aaah, ngapain sih aku mikirin dia?  Lagian bukannya enak gak ada dia. Gak ada yang sok selalu jawab setiap pertanyaan guru, selalu bertanya di setiap pelajaran. sok perhatian , sok menasehati..
Lama aku terhanyut dalam lamunanku .Tiba-tiba ada dua perempuan menyebrang jalan.Aku kaget setengah mati. Aku langsung injak rem. Hampir aja aku menabrak orang! Haduuuuhhh.. lagian kenapa lagi nyetir malah ngelamunin tuh cewek  .
Aku menghela nafas lega.Untung tadi injak rem .Kalo gak...Lho,Tiana? Cewek yang ada didepan mobilku itu Tiana kan?
Aku keluar dari mobilku. Berlari menuju Tiana dan perempuan yang dipapah nya itu dengan wajah panik.
“Tiana, kamu gak apa-apa kan? Maaf ya, aku tadi ngelamun , kenapa kamu tidak masuk sekolah? “
“Ibu ku sakit gan, ini baru pulang  dari dokter.” Ujar Tiana. Wajahnya pucat terlihat kelelahan.
“Aku antar pulang ya.”
Gadis itu tersenyum, dan mengangguk.Entah kenapa hatiku bergetar melihatnya.
Rumah Tiana sederhana sekali  namun asri .Di ruang tamu ada foto keluarga. Tiana, adik perempuannya yang kira-kira menginjak usia SMP, ayah dan ibunya.
Tiana menyodorkan secangkir air teh manis padaku. “Makasih ya gan, udah nganterin aku sama mama. Maaf jadi ngerepotin.”
“Ga papa...malah aku minta maaf hampir nabrak kamu dan mama kamu.Oya, mama kamu sakit apa?”
Tiba-tiba wajah manis itu berubah mendung. “ Mama  kena kanker  Gan. Sudah setahun mama sakit kanker rahim” Tiana menghela nafas, berusaha menahan air mata yang keluar.
Aku tertegun, aku gak tahu apa yang harus kukatakan.
Sejak mama sakit , perekonomian kami jadi sulit. Karena Papa hanya seorang pegawai negri dengan gaji pas-pasan . Sedangkan setiap minggu mama harus kemoterapi.
Tania menatapku kali ini air matanya tumpah tak tertahan. “Maka dari itu aku berusaha belajar dan belajar setiap hari supaya aku dapat beasiswa dengan begitu aku bisa mengurangi  biaya sekolah. . Aku juga bantu mengurangi beban papa dengan menulis artikel untuk majalah dan menulis buku. Melihat keadaan mama , aku ingin jadi dokter gan. Supaya aku bisa obatin mama tanpa harus memikirkan biaya.Alhamdulillah ada penerbit yang tertarik dengan tulisanku dan mau menerbitkan buku ku. Mudah-mudahan dengan ini aku bisa membiayai kuliahku.
Aku terdiam.  Tiana.... maafkan aku. Maafkan atas sikapku yang buruk  dan, prasangka aku selama ini. Aku merasa malu pada diriku sendiri. Aku hidup berkecukupan, orang tuaku dokter. Kalau aku sakit ada mama yang mengobatiku. Sedangkan Tiana  berjuang sendiri demi orang tuanya, demi cita-citanya..
Tiana...
Nama itu masih terus membekas di hati ku. 5 tahun berlalu. Hidupku sekarang berubah.Kamu benar, bakatku memang menyanyi dan sekarang menjadi panggilan hidupku. Hampir semua orang  mengenal namaku. Aku jadi orang yang super sibuk.  Tapi kamu dimana? Terakhir aku cari kerumahmu kamu sudah pindah entah kemana. Aku rindu kamu.. rindu gadis cantik, pintar , berambut panjang yang sudah menginspirasi aku selama ini...

“Dok, sudah malam...sebaiknya dokter pulang saja.Biar saya yang jaga malam disini.”
Tiana menguap sambil merentangkan tangannya. Hari  ini di klinik banyak pasien yang datang berobat. Hari yang cukup melelahkan.
“Makasih ya suster, kebetulan saya sudah capek. Saya pulang dulu ya.”
Tiana mengayuh sepedanya. Malam semakin larut. Tiana mengayuh sepedanya kencang-kencang. Ingin rasanya cepat tiba di rumah dinas dan berbaring di kasur yang empuk.
Tiana melempar tasnya di kasur , membuka sepatunya setengah hati . Sayup-sayup terdengar suara radio  di ruang  tamu dan hati Tiana tercekat...lagu itu...suara itu..
Tiana langsung berlari ke arah suara itu . Pak Nana, penjaga rumah sedang duduk sambil memeluk radio kesayangannya.
“Pak, boleh pinjam radionya? “ pinta Tiana penuh harap.
“ Boleh, silahkan neng .” Kata Pak Nana ramah
Tiana masuk ke kamar. Di peluknya radio itu erat-erat. Lagu itu masih mengalun merdu..
Jika aku bukan jalanmu..
Kuberhenti mengharapkanmu...
Jika aku memang tercipta untukmu....
Ku kan memilikimu...
Jodoh pasti bertemu..

Afgan....
Kamu sudah jadi penyanyi  terkenal sekarang..semua orang mengenal kamu. Album terbaru kamu yang dikirim adikku selalu aku dengar hampir setiap hari.. Gan, aku sudah jadi dokter sekarang. Aku bertugas di desa kecil di Kalimantan. Berat memang , namun aku harus jalani karena warga disini membutuhkanku. Aku gak pernah lupain  kamu .Ada rasa yang aku pendam selama ini , yang aku rasakan sejak bertemu kamu di SMU dulu.
Dan kalau Tuhan ijinkan,  semoga suatu saat kita bisa bertemu....







No comments:

Post a Comment

Social Icons