By: @Anggun_triara
Pagi
ini keshia kembali berangkat sekolah setengah jam lebih cepat dari biasanya,
karena ada misi yang harus dia selesaikan pagi ini. udara pagi yang menyeka
rambutnya dari sela-sela jendela bis membuatnya nyaman. Ditambah suasana bis
kota yang belum terlalu ramai,,yaahh…hanya siswa yang terlalu rajin sepertinya
yang berangkat sekolah sejak pukul 6 pagi (padahal sekolah masuk pukul 7.30) :D
tapi lagi lagi ini disebabkan oleh misinya yang amat sangat penting.
Turun
dari bis Keshia langsung melirik jam di pergelangan tangan kirinya 6.20. Yupz!!
waktunya tepat, sekolah masih kosong hanya ada mang Udin sang penjaga sekolah
yang sedang menyapu halaman.
“pagi
mang!!!” sapa Keshia ceria
“pagi..
wahh,subuhan nieh mbak ??” tanyanya sambil meledek Keshia
“hahaha
iya nieh mang,biasa masih soal misi yang kemarin” jawab Keshia tersipu.
“ooh..
yo wiss. Semoga berhasil ya mbak. Tak bantu doa”
“iya
mang,makasih” jawabnya sambil berlalu
Yahh,mang
Udin adalah salah satu orang yang mengetahui misinya ini. karena berkat beliau
Keshia bisa meminjam kunci sebuah kelas dimana kelas tersebut menjadi tujuan
utamanya pagi ini. bukan, itu bukan kelasnya. “kunci keramat” itu adalah kunci
kelas kakak tingkatnya.
Berjalan
menyusuri koridor sekolah yang sepi sambil ditemani semilir angin, entah
mengapa Keshia malah membayangkan sedang berjalan dengannya :D dia gila, ya
keshia memang tergila-gila pada seseorang itu. Kelasnya berada di lantai 3
gedung sekolah ini, karena berjalan sambil berkhayal Keshia pun tanpa terasa
telah sampai di kelasnya. Keshia mendongakkan kepalanya, 12ips2 yaah..inilah
kelas yang dia tuju. Dengan perlahan Keshia membuka kelas yang masih terkunci
rapat itu, menuju bangku nomor tiga yang berada di barisan kiri pojok kelas. Keshia
tersenyum menatap bangku kosong itu dan segera meletakkan sebuah surat yang
terdapat didalam sebuah botol plastik yang dihias pita cantik. “tuhan, tolong aku sampaikan pesan ini
padanya, agar dia tahu bahwa kini aku jatuh cinta” ucapku dalam hati
sembari meletakkan botol berisi surat itu di laci mejanya. Kau tahu, Keshia
selalu deg-degan setiap kali menjalankan misi rahasianya ini. padahal Keshia
sudah menjalani ini selama 3 bulan :D
*
* * **
“ini
surat ke 23 yang udah gue terima selama tiga bulan ini dan gue belum nemuin
siapa pengirimnya” keluh Afgan kepada Reza sahabatnya, ketika mereka sedang
makan di kantin.
Reza
pun mengambil surat yang disodorkan Afgan kepadanya, membaca sebentar isinya
dan berlagak menganalisis siapa sebenarnya pengirim dari surat-surat itu.
“ada
solusi gak za??” tanya Afgan lagi, karena dia hanya melihat Reza diam setelah
memmbaca suratnya tersebut.
“ada
dua petunjuk disini. Yang pertama dia selalu ngirim surat pake botol plastik
yang dihias ini menunjukkan kalau dia seseorang yang kreatif. Dan yang kedua,
dia gak ngasih inisial namanya tapi dia mengganti namanya dengan tanda ini (reza
menunjuk gambar sebuah tapak kaki anjing di pojok kiri bawah surat) nah ini
bisa menunjukkan bahwa dia seorang pencinta anjing” ringkas Reza tegas
seolah-olah dia telah memecahkan sebuah misteri yang sangat besar.
“lo
yakin??” tanya Afgan ragu-ragu
“gan,
inikan baru hipotesis. Mau yakin atau gak yang penting harus di coba dulu. Jadi
sekarang pertanyaanya adalah seseorang yang kreatif dan pecinta anjing di
sekitar lo siapa???” kali ini Reza mengakhiri ucapannya dengan langsung
menyedot minuman yang ada dihadapannya.
“siapa
ya???’ tanya Afgan pada dirinya sendiri
“aduhh
broo,, gue heran ya kenapa tuh orang bisa suka sama lo. disuruh mikir begitu
aja gak bisa” jawab Reza putus asa.
Afgan
membenarkan letak kacamatanya, dia berfikir bahwa analisis Reza cukup masuk
akal hanya saja dia memang belum mendapat bayangan siapa kira-kira seseorang
yang kreatif dan menyukai anjing yang telah mengirimkannya surat kepadanya
selama ini.
“broo,
secret admirer lo ini cupu juga ya. sekarang udah zaman sms, facebook, twitter
dan lain-lain dia masih aja pake cara konfensional begini. Hahahaha” ledek Reza
sambil menyerahkan kembali suratnya kepada Afgan.
“yaah,
diakan mau kirim “pesan cinta” buat gue. Sirik aja lo!” jawab Afgan sambil
tersenyum bangga.
Akhirnya curhat Afgan dikantin siang itu diakhiri
dengan wajah manyun Reza yang harus menerima bahwa Afgan memang lebih menarik
hati para siswa perempuan dibandingkan dirinya. Afgan adalah sosok cowok popular
di sekolahnya, secara fisik dia tampan dengan kulit putih bersih. Sepasang
lesung pipi yang manis akan muncul saat dia tersenyum atau berbicara, ini poin
plus yang akan membuat gadis-gadis meleleh saat melihatnya tersenyum. Secara
intelegensi Afgan juga tidak bisa dipandang sebelah mata, dia pernah membawa
medali emas dalam olimpiade matematika tingkat internasional saat dia duduk
dibangku kelas 1 sma. Banyak siswi perempuan yang dengan terang-terangan
menyatakan perasaanya pada Afgan. Tapi Afgan selalu menolak dengan alasan dia
ingin fokus ke UAN yang akan berlangsung sebentar lagi. padahal alasan sebenarnya,
Afgan hanya belum menemukan gadis yang benar-benar menarik perhatiannya.
Ketika
bel berbunyi yang menandakan bahwa jam istirahat sudah selesai, Afgan dan Reza
pun langsung meninggalkan kantin. Di lorong sekolah tepat di depan tangga
menuju kelasnya, Afgan berhenti sejenak. Dia tertarik dengan majalah dinding
yang berdiri tegak disana, entah mengapa seperti ada yang menarik matanya untuk
memperhatikan mading ini dengan lebih seksama. Reza yang tidak menyadari Afgan
“nyangkut” di mading langsung menghampirinya kembali.
“kenapa
broo?” tanya Reza langsung
“mungkin
gak za, kalau orang yang ngirimin gue pesan cinta itu adalah salah satu pengurus
mading?” jawab Afgan tanpa mengalihkan pandangannya dari mading tersebut.
“good!!!!
kita bisa mulai menyeledikinya dari sini.” sergah Reza antusias “gue kenal kok
sama pengurus mading, gampang nanti sebelum les kita ke ruangan mading dulu”
sambung Reza lagi.
Sementara
itu di satu kelas yang baru saja Afgan lewati, terjadi kehebohan kecil antara
dua sahabat.
“tuh,
pangeran lo baru lewat. seneng kan??” tanya Arra dengan senyum jahilnya
“seneng
banget ra,kalau bisa dia masuk ke kelas kita dan duduk di samping gue sekarang”
jawab Keshia yang tak henti-hentinya tersenyum.
“jangan
ngayal ketinggian deh kes, ngapain Afgan masuk ke kelas 10 dan duduk disamping
lo pula. Logika lo dipake non” jawab Arra sambil menunjuk-nunjuk jidatnya
“cinta
itu gak butuh logika lagi ra! Hahahaha” jawab Keshia puas.
“kaya
lagunya agnes deh lo. oia pagi ini lo jadi ngirim surat ke dia??” tanya Arra
ingin tahu.
“jadi
donk” mantap Keshia menjawab pertanyaan arra tersebut
“mau
sampai kapan kes?? lo gak bisa jadi secret admirer terus, sebentar lagi dia
lulus. pilihan lo cuma dua, jujur sama dia tentang perasaan lo atau berhenti ngelakuin
hal ini sekarang juga” Arra menatap mata Keshia tajam.
“entahla
ra, gue sayang banget sama dia. Tapi gue ngerasa jujur bukan solusi yang tepat”
tatapan mata Keshia mengisyaratkan kebingungan yang mendalam.
Arra
mulai lelah dengan sikap Keshia yang tak berani jujur pada Afgan tentang
perasannya ini. dia tahu, Keshia sangat mementingkan harga dirinya tapi sebagai
sahabat Arra juga merasa bahwa permainan Keshia ini tak ada gunanya. Selama
tiga bulan berangkat sekolah subuh-subuh hanya untuk menyelipkan surat di laci
meja sekolah Afgan. Keshia juga tidak menuliskan petunjuk di surat bahwa dialah
penulis surat tersebut, dari semua misteri itu dari mana Afgan bisa mengetahui
semuanya. Arra sungguh tidak mengerti kemana jalan pikiran Keshia, dia berfikir
mungkin inilah salah satu cara seseorang untuk mengekspresikan cintanya.
*
* * * *
Sudah
sepuluh hari sejak pengiriman surat terakhir, Afgan tidak lagi menerima pesan
cinta dari secret admirernya. Dia mulai penasaran, kemana sebenarnya orang itu.
Apa dia tahu bahwa Afgan sedang menyelidikinya beberapa hari terakhir ini?? Afgan
pun mulai merindukan surat misterius itu yang selalu mampir ke laci meja
belajarnya.
Selain
itu usaha Afgan untuk mencari secret admirer nya di ruang mading ternyata
hasilnya nihil. Dia telah melihat semua arsip
tulisan para pengurus mading, tapi tidak ada yang mempunyai ciri khas
tulisan dengan gambar tapak kaki anjing di akhir tulisannya. Bahkan tidak hanya
mading, Afgan dan Reza pun sampai mencari ke pengurus majalah sekolah dan
ekskul-ekskul yang berhubungan dengan tulis menulis lainnya. Tapi hasilnya nol
besar!!! Dia tidak menemukan petunjuk apapun.
*PERPUSTAKAN*
Perpustakaan
cukup ramai siang ini, banyak siswa-siswa yang mengerjakan tugas atau sekedar
membaca buku disini. Terlihat disana Keshia sedang duduk sendirian di salah
satu sudut perpustakan, dia sibuk mencatat materi-materi yang akan menjadi
bahan tulisannya untuk tugas bahasa Indonesia mengenai kebudayaan.
“permisi,,bangku
ini kosong?” tanya seseorang padanya
“iya
kosong” jawab Keshia singkat tanpa menoleh ke pemilik suara.
Terdengar
suara bangku di geser tepat di sebelahnya, kemudian orang itu duduk dengan
tenang disana. Keshia yang sedang sibuk menulis seperti tidak peduli dengan
kehadiran seseorang tersebut, dia hanya fokus pada tulisannya dan berharap
seseorang itu tidak menganggunya.
“sori,
boleh minta kertasnya gak?? Gue lupa bawa buku nih” suara orang itu kembali
terdengar.
Keshiapun
langsung menyobek bagian tengah bukunya dan langsung memberikan kepada orang
itu. Kali ini tentu saja dia melihat siapa seseorang yang ada di sebelahnya
ini.
*jeggerr*
seperti terkena petir di siang bolong, Keshia baru menyadari bahwa orang itu
adalah Afgan. Seseorang yang sangat dikaguminya selama ini. secepat kilat Keshia
rasanya ingin mengambil kembali kertas yang baru saja diberikannya. Tapi terlambat,
kertas itu sudah ditangan Afgan sekarang.
“thanks”
Afgan yang tidak menyadari apa yang terjadi, mengucapkan kalimat itu dengan
ringan plus senyuman yang memperlihatkan lesung pipinya.
Keshia
pun membalas ucapan Afgan dengan tersenyum kecut. Dia mencoba kembali menekuni
buku yang dibacanya, tapi pikirannya sudah kacau sekarang. Afgan ada di
sampingnya dan dia memegang kertas yang berasal dari buku Keshia. Akhirnya Keshia
memutuskan keluar dari perpustakan, dia buru-buru membereskan buku-bukunya dan
bergegas meninggalkan Afgan disana. Keshia langsung menuju kelas dan mencari Arra.
Arra yang sedang mendengarkan music dari ipodnya terkejut ketika Keshia datang
dan langsung menarik headset dari telinganya.
“aduh
kes, apa-apan sih lo?!” sergah Arra galak.
“ra
ra ra,,gue ketemu Afgan di perpus” beri tahu Keshia cemas
“bagus
dong, ngobrol apa aja?” tanya Arra mulai melunak
“boro-boro,,
dia minta kertas gue ra” beri tahu Keshia lagi.
“soo…
seneng dong lo pasti. Akhirnya pangeran lo itu ngajak lo ngomong juga” jawab Arra
asal sambil memasang kembali headsetnya.
“dodolll…
dikertas itu ada tapak kaki luna ra,,yang jadi identitas pengirim surat gue.
Kalau afgan ngecun gimana?? Kalau gue ketahuan gimana?? Kalau afgan marah, gak
suka sama gue terus dia benci sama gue gimana?? Gimana ra gimana nasib gue??” keshia yang sejak tadi menahan
emosi, akhirnya bisa meluapkan segala kecemasannya pada Arra.
Dia
benar-benar cemas saat ini, dia takut mimpi buruknya selama ini menjadi
kenyataan jika dia benar-benar ketahuan oleh Afgan.
“udah-udah
lo tenang ya,, mungkin emang udah saatnya Afgan tahu siapa secret admirernya.
Ini gak akan seburuk yang lo pikir kes, percaya sama gue semua akan baik-baik
aja asal lo bisa tenang. Denger ya, gak ada yang salah sama yang namanya cinta.
Hak lo kok buat suka sama siapapun orang di dunia ini, termasuk suka sama cowok
terpopuler di sekolah. Once again,,semua akan baik-baik aja. Oke???” Arra
mencoba menenangkan keshia yang terlihat hampir menangis.
Akhirnya
Keshia bisa sedikit tenang setelah mendapat ceramah panjang lebar dari Arra.
Itulah gunanya sahabatkan, dia harus bisa menenangkan dalam situasi apapun :D
Keshia
tetap tak bisa menyembunyikan perasaan gelisahnya, 3 pelajaran terakhir dia
benar-benar tidak konsentrasi terhadap pelajarannya. Keshia tidak pernah
segelisah ini, Arra tahu tapi dia hanya bisa sesekali menyentuh siku Keshia
jika Keshia sudah melamun terlalu lama.
“kes,
mau pulang gak lo??” tanya Arra agak keras, karena dilihatnya Keshia masih
melamun sambil memainkan bolpointnya.
“hah..emang
bu Ati udah selesai??” jawab Keshia heran
“udah
keluar daritadi kalii… lo ngelamun mulu sih”
sekarang
Arra sudah selesai membereskan buku-bukunya kedalam tas. Sementara Keshia,
bukunya masih berserakan di mejanya. Keshia melihat sekeliling kelasnya, kosong
hanya tinggal mereka berdua disana. Dengan malas-malasan Keshia memasukkan
buku-bukunya kedalam tas. Arra hanya melihat ekspresi Keshia dengan prihatin. Saat
keshia dan Arra hendak keluar kelas, terlihat Afgan dan Reza berjalan menuju ke
arah mereka
“ehh,
lo Keshia ya?” tanya Afgan langsung saat mereka telah berhadapan
“ii..iiya”
Keshia gelagapan menjawab pertanyaan Afgan tersebut. Dia terkejut tiba-tiba Afgan
telah berada di depannya.
Kemudian
Afgan membuka tasnya, Keshia berfikir Afgan akan mengeluarkan kertas yang
berisi tapak kaki luna tersebut. “mampus
gue,,gue harus gimana sekarang” batin Keshia cemas. Tanpa sadar dia
mengenggam erat tangan Arra yang berada tepat di sampingnya…
“tadi
flasdisk lo ketinggalan di perpus. Sorii ya, gue tadi buka-buka soalnya gue mau
lihat data pemiliknya aja.” Afgan menyerahkan sebuah flasdisk berbentuk
doraemon dan menjelaskan mengapa dia harus membuka flasdisk tersebut.
Ada
perasaan lega di hati Keshia, dia mengambil flasdisk tersebut dengan senyum
yang mengembang.
“thanks
ya, iya gak papa kok” jawab Keshia
singkat
“tulisan
lo keren, kenapa gak masukin majalah sekolah atau mading aja??” puji Afgan
tulus.
“hah..
thanks sekali lagi. tapi gue udah beberapa kali kok masukin tulisan gue di
mading. Pasti lo jarang baca mading ya??” kali ini Keshia mencoba serileks
mungkin mengobrol dengan Afgan.
“oh
ya?? hahaha ketahuan deh” Afgan tersenyum malu sambil menggaruk-garuk kepalanya
yang tidak gatal.
“yaudah,
gue balik dulu ya. sekali lagi thanks flasdisknya” Keshia tersenyum manis
sambil mengacungkan flasdisknya.
Sesungguhnya
Keshia ingin lebih berlama-lama mengobrol dengan pangerannya itu. Tapi kakinya
sudah lemas sangking senangnya. Setelah yakin Afgan tidak terlihat lagi
olehnya, Keshia langsung memeluk Arra erat. Dia senang bahkan sangat senang
Afgan, pengeran hatinya membaca puisi-puisi yang ada di flasdisk tersebut yang
tanpa Afgan sadari bahwa puisi-puisi itu terinspirasi dari sosoknya. Keshia
memang selalu menuangkan perasaanya dalam sebuah puisi, saat dia sedih,
bahagia, bimbang, atau cemburu karena melihat Afgan mengobrol dengan
siswi-siswi lain Keshia selalu menuangkannya dalam tulisan. Kini dia senang
akhirnya Afgan dapat membaca langsung karyanya tersebut.
*
* * * *
“Keshia!!!
Bangunnn… kamu ini jadi anak gadis males banget sih” teriak mama di kamar Keshia.
Dengan cepat dia membuka jendela kamar Keshia, agar seluruh sinar matahari
masuk ke kamar itu.
“aduuhh
maa, bentar lagi ya. Keshia masih ngantuk nieh” Keshia merajuk sambil menutup
tubuhnya dengan selimut.
Mamanya
yang sudah hapal dengan kebiasaan Keshia ini tidak mau kalah ngotot, beliau
menarik kuat selimut tersebut dan memaksa Keshia untuk bangun. Akhirnya dengan
malas-malasan Keshia bangun dan duduk di pinggir tempat tidur untuk sejenak
mengumpulkan nyawa-nyawanya.
“kamu
mandi gieh, terus ke swalayan buat belanja bulanan. Mama gak sempet kes,soalnya
mau kerumah tante Ami nanti siang” mama menjelaskan tugas Keshia hari ini sambil
membereskan meja belajar Keshia.
“sendirian
ma?? haduuhhh….” Keshia manyun membayangkan dia kerepotan dengan belanjaan yang
segambreng itu.
“iya
sendiri sayang, kamu boleh bawa mobil kok. Nanti mama perginya bareng sama om
dedi” mama sudah tahu Keshia pasti akan merajuk jika harus belanja bulanan
menggunakan motor. Akhirnya dia lebih memilih dijemput oleh adiknya saja.
Setelah
mandi, sarapan dan menonton kartun kesukaannya, Keshia pergi berbelanja sesuai
dengan apa yang dipesankan mamanya tadi pagi. Hari libur, suasana swalayan
sangat ramai. Dengan berbekal daftar belanjaan yang di tulis oleh mamanya, Keshia
mulai satu persatu mengambil barang-barang apa saja yang ada di catatan.
Saat
Keshia hendak mengambil sebuah makanan kaleng yang berada di rak paling atas,
dia terlihat kesulitan menjangkau rak itu. Dia melihat sekelilingnya, mungkin
ada petugas yang bisa membantu. Tapi tak ada petugas disana yang ada hanya
seorang anak kecil dan neneknya dan sepasang suami istri. Keshia segan untuk
meminta tolong pada mereka, akhirnya keshia mencobanya sekali lagi. saat sedang
berjinjit untuk menggapai, tiba-tiba ada tangan lain yang mengambilkan kaleng
makanan itu. Keshia menoleh ke arah pemilik tangan tersebut.
“Afgan??!”
sentak Keshia kaget
“hai…” sapa Afgan sambil tersenyum
“ngapain
lo disini??” entah mengapa kalimat itu yang meluncur dari bibir Keshia.
“mau
berenang, ya belanja donk” jawab Afgan ringan
Keshia
tak bisa menyembunyikan keterkejutannya bertemu afgan disini. Di swalayan,
tempat yang tak pernah terbayangkan sebelumnya. Afgan terlihat berbeda saat dia
tidak mengenakan seragam sekolahnya. Meski hanya mengenakan kaos, jaket dan
jeans tapi menurut Keshia Afgan sangat tampan hari ini dan itu membuat Keshia
semakin tergila-gila. Akhirnya karena melihat belanjaan Keshia yang sangat
banyak, Afgan memutuskan untuk menemaninya belanja. Membantunya menggapai rak
teratas dan mendorong troli yang cukup berat itu. Keshia tentu saja senang, dia
berkhayal sedang berbelanja dengan suaminya saat ini. sungguh khayalan yang
simple tapi romantis. (hahaha… Keshia memang gadis pengkhayal). Selesai berbelanja,
Afgan mengajak Keshia untuk sejenak mengobrol di café yang terletak di mall
yang sama dengan swalayan tersebut. Maka di café inilah akhirnya mereka duduk
berhadapan sambil mengobrol ringan. Meski café ini terletak di lingkungan mall
tapi suasana café ini tetap bisa memberikan ketenangan ditambah dengan backsong
dari Mariah Carey yang menyanyikan lagu Hero semakin membuat suasana tenang
dann romantis (khusus untuk Keshia) :D
“kes,
ada yang mau gue tanyain sama lo” ucap Afgan tiba-tiba
“umm,
mau tanya apa?” jawab Keshia sambil menyendok es krimnya.
“kenapa
sekarang lo gak pernah kirimin gue surat lagi??” Afgan menatap Keshia lembut.
Keshia
tersentak, dia kaget dengan pertanyaan Afgan yang tanpa basa-basi itu.
“surat
apaan gan?? Gue gak ngerti” ucapnya berbohong
“udahlah
kes, gue udah tahu kok kalau yang kirim surat-surat itu adalah elo” Afgan tetap
berkata dengan tenang
kemudian
Afgan mengeluarkan sebuah botol berisi pesan cinta dari Keshia, kertas Keshia
yang pernah dimintanya ketika di perpus dan sebuah tulisan tangan Keshia yang
dia dapat dari redaksi mading beberapa minggu lalu. Keshia hapal dengan semua
benda-benda itu, karena itu memang miliknya.
“gue
udah tahu semua kes, lo itu terlalu ceroboh. Lo liat ciri khas tulisan lo ini
(Afgan menunjuk tanda tapak kaki anjing yang ada di masing-masing kertas) ketua
mading bilang, ini emang kebiasaan lo kalau selesai nulis. Sekarang lo masih
mau bohong??” tanya Afgan
Keshia
hampir menangis menyadari dirinya sudah
ketahuan oleh Afgan, dia merasa seperti seorang maling yang sudah tertangkap
tangan ketika mencuri.
“iya
gan, semua gue yang nulis. Yang kirim surat-surat ke elo itu adalah gue. Sorii
kalau gue udah ganggu lo selama ini.” Keshia menatap mata Afgan sendu.
“gak
papa kes, gue seneng kok lo jujur. Gue juga seneng karena ternyata seseorang
itu adalah elo” ucap Afgan tulus, dia menggengam tangan Keshia lembut.
Keshia
terdiam, ini situasi tersulit yang selalu tak ingin dia alami. Ucapan Afgan tak
bisa dicernanya dengan baik, sungguh saat ini dia hanya ingin pulang dan
berdiam diri dikamarnya.
“kes,
tapi gue juga mau jujur sama lo” ucap Afgan lagi
“mau
jujur apa gan” Keshia berusaha tegar dan menatap Afgan.
“setelah
lulus sekolah, gue mau ngelanjut kuliah di Australia. Bokap mau gue sekolah
bisnis disana dan itu berarti gue akan meninggalkan Indonesia dalam waktu yang
cukup lama. Gue gak mau memaksa lo untuk nunggu gue kes, karena gue gak mau
menyiksa batin seseorang yang gue sayang. Semoga lo bisa ngertiin keputusan gue
ini” Afgan masih mengenggam tangan Keshia lembut.
Sebenarnya
afganpun berat untuk memutuskan dan mengatakan ini, meski baru sebulan terakhir
dia mengenal Keshia tapi gadis mungil itu telah membuat hari-harinya berwarna.
Keshia yang ceria dan apa adanya, sangat berbeda dengan gadis-gadis lain yang
selama ini berusaha mendekati dirinya yang selalu jaim dan berlagak manja
dihadapannya.
Dengan
mata yang berkaca-kaca, Keshia menguatkan hati untuk menatap mata Afgan. Dia
melihat kejujuran, ketulusan dan kehangatan disana. Afgan, seseorang yang
selama ini sangat dia kagumi ada di hadapannya dan mengatakan bahwa di juga
menyayangi Keshia. Akhirnya air mata itu benar-benar turun dan menghujani wajah
Keshia. Melihat Keshia menangis, Afgan beranjak dari tempat duduknya dan duduk
disamping Keshia. Dia memeluk Keshia lembut sambil menenangkan hatinya. Afgan mengusap
lembut kepala Keshia yang justru makin membuat Keshia terharu dan seolah tak
ingin melepaskan Afgan.
“sori
kes, tapi gue bener-bener gak mau nyakitin lo terlalu jauh. Gue juga berat
untuk memutuskan ini, tapi gue minta banget lo harus ikhlas ya. anggap ini demi
gue kes” Afgan berkata seolah memohon.
“iya
gan,, semoga gue bisa kuat tanpa lo disini” ucap Keshia di tengah isak tangisnya.
Akhirnya
Keshia pulang kerumah dengan perasaan hancur sekaligus lega. Dia dapat mengerti
keputusan Afgan ini, perintah ayahnya dan pendidikan adalah hal terpenting
untuk Afgan.
2
bulan setelah itu Afgan benar-benar berangkat ke Australia untuk menempuh
pendidikannya disana. Keshia mengantar Afgan ke bandara, sebelumnya dia sudah
berjanji pada Afgan untuk tidak menangis tapi memang dasarnya Keshia cengeng
dia tetap tidak bisa menahan air matanya ketika mendengar Afgan berpamitan.
“cengeng
ih, kan udah janji gak mau nangis” ledek Afgan sambil mengusap air mata Keshia.
“ini
yang terakhir gan, gue janji setelah lo masuk gue akan berhenti nangis” janji Keshia
sekali lagi.
Bandara
soekarno hatta menjadi tempat terakhir Afgan dan Keshia bertemu. Tanpa memperdulikan
orang-orang sekitar, Afgan memeluk Keshia sangaaaattt lamaa. Ingin rasanya dia membawa
Keshia pergi bersamanya agar mereka tidak terpisah, tapi itu sungguh tidak
mungkin. Akhirnya Afgan benar-benar harus pergi dan meninggalkan Keshia….
Pesan
cinta
Akhirnya
pesan cinta itu telah kusampaikan padanya.
Meski
tidak berakhir bahagia tapi aku sudah cukup lega karena ternyata seseorang yang
kucintai juga memiliki perasaan yang sama denganku.
Terima
kasih Tuhan,, kau sudah memberikan cara untuk menyampaikan pesan cintaku.
Ceritanya ngebuat gw masuk dan berhalusinasi brharap bsa jd keisha! Tulisan yg bagus bgt... makin brasa afgan tuh sosok yg sempurna :))
ReplyDelete